Minggu, 19 Juni 2011

Makalah Aves


MAKALAH
TAKSONOMI HEWAN II

“KELAS AVES”



logo umri.gif




Oleh:
Muaz Haris
090202008

Dosen: Nofripa Herlina, S. Si

JURUSAN BIOLOGI
FAKULTAS MATEMATIKA ILMU PENGETAHUAN ALAM
DAN KESEHATAN
UNIVERSITAS MUHAMMADIYAH RIAU
PEKANBARU
2011




BAB I
PENDAHULUAN

Tetrapoda adalah hewan vertebrata memiliki empat anggota badan. Amfibi, reptil, burung dan mamalia semua tetrapoda, bahkan ular dan reptil dan amfibi tanpa kaki lainnya adalah tetrapoda oleh keturunan. Yang paling awal tetrapoda berevolusi dari ikan lobus-bersirip di Devon  Mereka sekarang menjadi bagian yang dominan dari fauna terestrial, yang mewakili semua hewan darat yang dikenal lebih besar.. Beberapa kelompok bahkan kembali ke eksistensi air, termasuk hewan terbesar diketahui, ikan paus biru.
Tetrapoda digolongkan ke dalam empat kelas berdasarkan ciri-ciri anatomi dan fisiologis kotor. Perhatikan bahwa ular dan reptil tak berkaki lainnya dianggap tetrapoda karena mereka adalah keturunan dari nenek moyang yang memiliki lengkap anggota tubuh. pertimbangan serupa berlaku untuk caecilian dan mamalia air:
·           Kelas Amphibia (Amfibi)
·           Kelas Reptilia (Reptil)
·           Kelas Aves (Birds)
·           Kelas Mamalia (Mamalia)







BAB II
TINJAUAN PUSTAKA

           
            Aves bervolusi selama radiasi reptilia yang sangat hebat pada zaman mesozoikum. Telur amniotik dan sisik pada kaki hanyalah dua diantara semua ciri khas reptilia yang kita temukan pada burung. Akan tetapi burung modern tampak sangat berbeda dari reptilia modern tampak sangat berbeda dari reptilia modern karena memiliki bulu dan perkakas terbang lainnya yang khas. (campbell; 2003)
            Bangsa aves dapat dibedakan berdasarkan ukuran tubuh, perkembangan sayap, kokoh tidaknya kaki, jumlah jari pada masing-masing kaki, bentuk kuku atau cakar, bentuk paruh, warna tubuh dan ciri-ciri lainnya yang lebih menonjol. Kelompok yang mempunyai tubuh yang lebih besar biasanya mempunyai kaki yang kokoh dan sayap yang tidak bisa terbang jauh. Kelompok kedua mempunyai ukuran tubuh yang lebih kecil, sayap berkembang dengan baik dan mempunyai kaki yang lemah. Kelompok ini digolongkan kepada burung terbang karena dapat terbang jauh. (Nofripa; 2011)










BAB III
PEMBAHASAN

Aves merupakan kelas tersendiri dalam kingdom animalia, aves atau burung memiliki ciri umum yaitu berbulu dan kebanyakan diantara mereka bisa terbang. Kelas aves adalah satu-satunya kelompok hewan yang memiliki bulu. Hal ini merupakan keunikan tersendiri dari kelompok hewan tersebut. Berikut adalah uraian singkat tentang kelas aves;
A.     Ciri Morfologi Aves
a)      Struktur Bulu
Bulu adalah ciri khas kelas aves yang tidak dimiliki oleh vertebrata lain. Hampir seluruh tubuh aves ditutupi oleh bulu, yang secara filogenetik berasal dari epidermal tubuh, yang pada reptile serupa dengan sisik. Secara embriologis bulu aves bermula dari papil dermal yang selanjutnya mencuat menutupi epidermis. Dasar bulu itu melekuk ke dalam pada tepinya sehingga terbentuk folikulus yang merupakan lubang bulu pada kulit. Selaput epidermis sebelah luar dari kuncup bulu menanduk dan membentuk bungkus yang halus, sedang epidermis membentuk lapisan penyusun rusuk bulu.Sentral kuncup bulu mempunyai bagian epidermis yang lunak dan mengandung pembuluh darah sebagai pembawa zat-zat makanan dan proses pengeringan pada perkembangan selanjutnya (Jasin, 1984).
Berdasarkan susunan anatomis bulu dibagi menjadi:
·         Filoplumae, Bulu-bulu kecil mirip rambut tersebar di seluruh tubuh. Ujungnya bercabang-cabang pendek dan halus. Jika diamati dengan seksama akan tampak terdiri dari shaft yang ramping dan beberapa barbulae di puncak.
·         Plumulae, Berbentuk berbentuk hampir sama dengan filoplumae dengan perbedaan detail.
·         Plumae, Bulu yang sempurna.
·         Barbae
·         Barbulae, Ujung dan sisi bawah tiap barbulae memiliki filamen kecil disebut barbicels yang berfungsi membantu menahan barbula yang saling bersambungan.
Susunan plumae terdiri dari :
·         Shaft (tangkai), yaitu poros utama bulu.
·         Calamus, yaitu tangkai pangkal bulu.
·         Rachis, yaitu lanjutan calamus yang merupakan sumbu bulu yang tidak berongga di dalamnya. Rachis dipenuhi sumsum dan memiliki jaringan.
·         Vexillum, yaitu bendera yang tersusun atas barbae yang merupakan cabang-cabang lateral dari rachis.
·         Lubang pada pangkal calamus disebut umbilicus inferior, sedangkan lubang pada ujung calamus disebut umbilicus superior. Bulu burung pada saat menetas disebut neossoptile, sedangkan setelah dewasa disebut teleoptile.
Menurut letaknya, bulu aves dibedakan menjadi:
·         Tectrices, bulu yang menutupi badan.
·         Rectrices, bulu yang berada pada pangkal ekor, vexilumnya simetris dan berfungsi sebagai kemudi.
·         Remiges, bulu pada sayap yang dibagi lagi menjadi:
o   remiges primarie yang melekatnya secara digital pada digiti dan secara metacarpal pada metacarpalia.
o   Remiges secundarien yang melekatnya secara cubital pada radial ulna.
o   Remiges tertier yang terletak paling dalam nampak sebagai kelanjutan sekunder daerah siku.
o   Parapterum, bulu yang menutupi daerah bahu.
o   Ala spuria, bulu kecil yang menempel pada ibu jari (Jasin, 1984).
Pada burung heron terdapat bentukan bulu yang khusus yang disebut sebagai bulu powder/ bulu bubuk. Bulu ini hampir sama dengan bulu pada umumnya tetapi barbulaenya terpisah menjadi bubuk halus seperti bedak. Fungsi bulu ini belum jelas, tetapi pada saat burung melumasi bulu dengan cara menjilatinya, bulu bubuk membantu mengisolasi panas tubuh dan membantu menghangatkan telur saat pengeraman.
b)     Warna Bulu
Warna bulu dihasilkan oleh butir pigmen, dengan difraksi dan refleksi cahaya oleh struktur bulu atau oleh pigmen dan struktur bulu. Pigmen pokok yang menimbulkan warna pada bulu adalah melanin dan karotenoid. Karotenoid sering disebut dengan lipokrom yang tidak larut dalam air tetapi larut dalam metanol, eter atau karbon disulfida. Karotenoid terbagi menjadi 2, yaitu zooeritrin (animal red) dan zoosantin (animal yellow). Pigmen melanin terklarut dalam asam. Butir-butir eumelanin beraneka macam yaitu dari hitam sampai coklat gelap. Feomelanin yaitu hampir tanpa warna hingga coklat kemerahan.
Butir-butir melanin bulat di dekat ujung bulu luar memberikan efek ring Newton dan menyebabkan perubahan warna-warni bulu. Warna hijau, biru dan violet tidak dihasilkan oleh pigmen tetapi tergantung dari struktur bulu. Contohnya burung bluebird yang bulunya berwarna biru tetapi tidak mengandung pigmen warna biru. Warna ini ditimbulkan oleh pigmen kuning yang menyerap semua spektrum sinar kemudian dipantulkan kembali. Burung tropis pemakan pisang memiliki pigmen tembaga berupa turacoverdin yang mampu menghasilkan warna merah gelap dihasilkan oleh turacin (Sukiya 2003). Salah satu spesies burung pemakan pisang ini adalah Tauraco corythaix, mempunyai kuning telur berwarna merah terang yang ditimbulkan oleh karotenoid dan 60% dari pigmen merah yang disebut astasantin.
Meski warna bulu burung adalah genetis, namun dapat berubah akibat faktor internal maupun eksternal. Burung yang dikurung dalam waktu lama juga dapat berubah warna bulunya. Hal ini dapat disebabkan karena makanannya. Faktor internal yang mempengaruhi warna bulu adalah hormon. Spesies burung terdapat dimorfisme warna dalam seksual. Pengaturan hormon estrogen banyak berperan pada burung jantan, yaitu sebelum hingga awal pergantian bulu. Sedangkan pada burung betina kemungkinan diinduksi oleh bulu burung jantan dengan pengaturan testosteron.
Faktor eksternal yang dapat mempengaruhi perubahan warna adalah oksidasi dan gesekan/abrasi. Warna yang ditimbulkan karoten dapat memudar karena sinar matahari.

c)      Aransemen Bulu
Bulu-bulu burung sebenarnya tidak merata, tetapi dirancang pada bidang-bidang terbatas yang disebut pterilae dan ada bidang kecil yang tidak ditumbuhi bulu disebut apterile. Pengecualian pada penguin dan burung kiwi yang bulunya menutupi hampir sebagian besar tubuhnya. Bulu burung dapat dinamai sesuai dengan bidangnya berada, yaitu:
·         capital tract yaitu bulu yang menutup bagian atas, samping dan belakang kepala dan terus ke pterilae berikutnya.
·         Spinal tract, bulu yang memanjang dari atas leher ke punggung terus ke dasar ekor dan bisa berlanjut atau terpisah ditengah.
·         Ventral tract, berawal diantara cabang rahang bawah dan memanjang turun ke sisi ventral leher. Biasanya bercabang menjadi dua bidang lateral melewati sepanjang sisi tubuh dan berakhir disekitar anus. Bagian apterilae dadabawah dan perut beberapa burung, kaya pembuluh darah selama bersarang dan merupakan daerah mengeram (brood patch). Pada saat mengeram bulu pada brood patch akan rontok dan kulitnya tipis.
·         Humeral tract yaitu sepasang pterilae yang sejajar seperti pita sempit yang meluas ke belakang pada sisi pundak.
·         Caudal tract termasuk retrices, bulu pada ekor, biasanya panjang dan kuat.
·         Alar tract termasuk berbagai pterilae yang terletak pada sayap. Thumb merupakan sisa jari kedua. Sedangkan bulu yang menutupi permukaan atas dan bawah sayap disebut dngan covert dan bulu pada aksial sayap disebut aksillaria.
·         Femoral tract, bulu yang meluas sepanjang permukaan luar paha dekat sendi lutut ke tubuh.
·         Crural tract, bulu yang menyususn sisa bidang bulu lainnya pada kaki (Sukiya, 2003).
d)     Pergantian Bulu
Bulu burung terbentuk dari struktur tak hidup sehingga mudah kusut akibat oksidasi dan gesekan. Bulu-bulu yang telah lama akan lepas secara periodik dan digantikan oleh bulu yang baru. Pelepasan dan pergantian bulu ini disebut dengan molting. Pergantian bulu terjadi pada waktu tertentu dalam satu tahun dan diselesaikan dalam satu periode (selama beberapa minggu).
Umumnya burung mengalami pergantian bulu sekali dalam satu tahun, tetapi burung kolibri betina mengalami pergantian bulu sekali dalam dua tahun.Pergantian bulu biasanya terjadi sebelum atau sesudah perkembangbiakan. Namun ada juga yang mengalami pergantian bulu parsial oleh sebab tertentu. Pergantian bulu burung dipengaruhi oleh banyak faktor, antara lain faktor fisiologis yaitu adanya hormon tiroksin.
Sempurnanya bulu setiap spesies burung sejak menetas sampai dewasa berbeda-beda. Ada beberapa spesies burung yang pada saat menetas telanjang /tidak memiliki bulu. Bulu pada saat menetas disebut dengan natal plumage. Sebagian besar spesies burung memiliki jumlah bulu bervariasi pada saat menetas, hanya beberapa deret bulu pada spesies altrical (misalnya merpati) atau seluruh tubuh tertutup bulu pada burung precocial muda (misal ayam). Bulu saat menetas akan rontok dan diganti yang baru, sebagai berikut:
·         Juvenal plumage (bulu anak burung), lebih substansial dari natal plumage. Pada burung passerine hanya bertahan beberapa minggu lalu rontok dan diganti bulu first winter plumage.
·         First winter plumage (bulu ketika berusia satu tahun), diperoleh pada akhir musim panas atau musim gugur dan bertahan selama 12 bulan, tergantung dari spesiesnya.
·         First nuptial plumage (bulu kawin pertama), bulu perkembangbiakan pertama yang akan rontok sebagai akibat pergantian bulu setelah masa kawin pertama.
·         Second winter plumage (bulu tahun kedua), dapat dibedakan dengan bulu dewasa pada musim dingin kecuali spesies yang memperoleh bulu dewasa pada tahun pertama atau lebih dari dua tahun. Bulu ini akan diganti oleh bulu masa kawin kedua pada musim semi berikutnya.
Warna bulu burung jantan dan betina dari sejumlah spesies adalah identik tetapi masih dapat dibedakan karena secara mayoritas warna bulu burung jantan lebih cerah terutama bulu masa kawin. Namun pada pejantan itik tertentu, setelah musim bersarang, hasil pergantian bulu setelah kawin, warna bulunya menjadi pudar abu-abu kemerahan dan bulu sayapnya lepas sehingga untuk sementara tidak dapat terbang. Oleh karenanya, itik jantan ketika masa ini menjadi tidak menarik.

B.      Adaptasi Aves
Burung memiliki bentuk kaki yang berbeda-beda disesuaikan dengan tempat hidupnya dan jenis mangsa yang dimakannya. Berdasarkan lingkungan dan jenis makanan yang dimakannya, bentuk kaki burung dikelompokkan menjadi lima, yaitu;
1.      Pejalan kaki, memiliki tiga jari menghadap ke depan dan satu jari bagian belakang tidak tumbuh sempurna. Contohnya ayam dan unta.
2.      Perenang, jari kaki berselaput. Contohnya itik dan angsa.
3.      Pemangsa, jari kaki pendek, kuku melengkung tajam, dan cakar kuat untuk mencengkram. Contohnya burung elang dan rajawali.
4.      Pemanjat, jari terdiri atas empat, dengan dua jari berada di depan dan dua jari lainnya berada di belakang. Contohnya burung pelatuk.
5.      Petengger, jari kaki panjang dan telapak kakinya datar untuk bertengger di ranting-ranting pohon. Contohnya kutilang dan kenari.









Bentuk paruh burung juga beraneka ragam. Keanekaragaman bentuk paruh burung sesuai dengan jenis makanannya. Diantaranya;
1.      Paruh seperti sudu dan pangkal bergerigi berguna untuk menyaring makanan dari air dan lumpur yang berguna untuk memakan ikan dan cacing, contohnya itik.
2.      Paruh tajam, kuat, runcing, dan agak membengkok untuk mengoyak makanan yang berupa daging untuk memakan ayam, kelinci, dll. Contohnya elang.
3.      Paruh pendek, tebal, dan runcing untuk memcah biji-bijian, seperti padi. Contohnya pipit.
4.      Paruh runcing agak panjang untuk memahat kayu pohon dan menangkap serangga di dalamnya, contohnya pelatuk.
5.      Paruh panjang dan berkantong besar pada bagian bawah untuk menyimpan ikan, contohnya pelikan.
6.      Paruh pendek, tebal, dan runcing untuk memakan biji-bijian dan cacing, contohnya paruh ayam.
C.      Contoh-Contoh Aves
a.      Ayam







Ayam peliharaan (Gallus gallus domesticus) adalah unggas yang biasa dipelihara orang untuk dimanfaatkan untuk keperluan hidup pemeliharanya. Ayam peliharaan (selanjutnya disingkat "ayam" saja) merupakan keturunan langsung dari salah satu subspesies ayam hutan yang dikenal sebagai ayam hutan merah (Gallus gallus) atau ayam bangkiwa (bankiva fowl). Kawin silang antarras ayam telah menghasilkan ratusan galur unggul atau galur murni dengan bermacam-macam fungsi; yang paling umum adalah ayam potong (untuk dipotong) dan ayam petelur (untuk diambil telurnya). Ayam biasa dapat pula dikawin silang dengan kerabat dekatnya, ayam hutan hijau, yang menghasilkan hibrida mandul yang jantannya dikenal sebagai ayam bekisar.

b.      Cenderawasih
Banyak jenis mempunyai ritual kawin yang rumit, dengan sistem kawin jenis-jenis Paradisaea adalah burung-burung jantan berkumpul untuk bersaing memperlihatkan keelokannya pada burung betina agar dapat kawin. Sementara jenis lain seperti jenis-jenis Cicinnurus dan Parotia memiliki tari perkawinan yang beraturan. Burung jantan pada jenis yang dimorfik seksual bersifat poligami. Banyak burung hibrida yang dideskripsikan sebagai jenis baru, dan beberapa spesies diragukan kevalidannya.

c.       Cica-daun besar








   Cica-daun besar adalah jenis burung pengicau dengan seluruh badan dominan dengan warna hijau. Burung ini memiliki nama ilmiah Chloropsis sonnerati dan termasuk ke dalam suku Chloropseidae; berkerabat dekat dengan burung cipoh (Aegithina spp.). Jenis-jenis cica-daun juga dikenal dengan sebutan umum Burung daun, dan diperdagangkan dengan nama Murai daun. Walaupun makanan utamanya adalah pisang, burung ini juga mengonsumsi serangga kecil dan kroto. Hobiis juga biasanya menambahkan "pur" (voer) sebagai tambahan makanan. Burung ini rentan terhadap panas dan perjalanan jauh.
d.      Penguin

Di seluruh dunia terdapat 17 hingga 19 spesies penguin, tergantung pada apakah dua spesies Eudyptula dihitung juga sebagai spesies. Walaupun seluruh jenis penguin awalnya berasal dari belahan bumi selatan, namun penguin tidak hanya ditemukan di daerah dingin atau di Antartika saja. Terdapat tiga spesies penguin yang hidup di daerah tropis. Salah satu spesies hidup di Kepulauan Galapagos (Penguin Galapagos) dan biasanya menyeberangi garis khatulistiwa untuk mencari makan.









BAB IV
KESIMPULAN

            Semua burung digolongkan dalam aves, anggota gerak depannya berubah menjadi sayap daqn bagian belakang berubah menjadi kaki yang mempunyai jari kuku sebagai cakar. Badan ditutupi oleh bulu dengan berbagai type tergantung letak dan fungsinya, sedangkan kakinya ditutupi oleh sisik dari zat tanduk. Pada bagian kepala terdapat paruh dari zat tanduk yang bentuknya disesuaikan dengan makanannya. Aves tidak mempunyai gigi, dan lehernya sangat fleksibel.






DAFTAR PUSTAKA
            Campbell, N. 2003. Biologi jilid 2. Jakarta: Erlangga
Herlina, N. 2011. Penuntun Praktikum Taksonomi Hewan II. Pekanbaru: UMRI
Iqbalali.com
www.wikipedia.com/burung
www.wikipedia.com/aves
www.wikipedia.com/ayam

1 komentar:

  1. Casino Royale - Live Dealer Games - Virgin Games
    Casino Royale is a live casino with a large, 바카라 사이트 eclectic septcasino portfolio of casino games. Players can https://vannienailor4166blog.blogspot.com/ play this febcasino.com game with casinosites.one live dealers,

    BalasHapus