Minggu, 19 Juni 2011

Sistem Pencernaan-makalah



MAKALAH STRUKTUR PERKEMBANGAN HEWAN I

SISTEM PENCERNAAN












 











Oleh:
MUAZ HARIS
dan
IRWAN PERDANA

Dosen: ELSIE M.Si


JURUSAN BIOLOGI
FAKULTAS MATEMATIKA ILMU PENGETAHUAN ALAM
DAN KESEHATAN
UNIVERSITAS MUHAMMADIYAH RIAU
PEKANBARU
2010




BAB I
PENDAHULUAN


            Sistem pencernaan terdiri atas saluran pencernaan dan kelenjar-kelenjar yang berhubungan. Fungsi sistem pencernaan adalah memperoleh metabolit-metabolit yang dibutuhkan untuk pertumbuhan dan energi yang diperlukan bagi tubuh dari makanan yang di makan.Sebelum disimpan dan digunakan sebagai energi, makanan dicernakan dan diubah menjadi molekul-molekul kecil yang dapat dengan mudah di absorpsi melalui dinding saluran pencernaan.
            Langkah pertama pada proses yang rumit dikenal sebagai pencernaan, terjadi dalam mulut, dimana makanan digiling menjadi potongan-potongan yang kecil-kecil oleh pengunyahan dan di basahi oleh saliva, yang juga memulai pencernaan kabohidrat. Pencernaan dilanjutkan dalam lambung dan usus halus. Dalam usus halus, makanan di ubah menjadi unsur-unsur dasarnya (asam-asam amino, monosakarida, gliserida, dan sebagainya) di adsorpsi. Adsorpsi air terjadi dalam usus besar, dan sebagai akibatnya isi yang tidak dicernakan menjadi setengah padat.
















BAB II
PEMBAHASAN


A.  Rongga Mulut
Mulut adalah suatu rongga terbuka tempat masuknya makanan dan air pada hewan. Mulut biasanya terletak di kepala dan umumnya merupakan bagian awal dari sistem pencernaan lengkap yang berakhir di anus. Bagian-bagian yang terdapat dalam mulut:
a.  Gigi
Gigi manusia terdiri dari gigi seri, taring, dan geraham. Gigi seri terletak di depan berbentuk seperti kapak yang mempunyai fungsi memotong makanan. Di samping gigi seri terdapat gigi taring. Gigi taring berbentuk runcing yang berguna untuk merobek makanan. Di belakang gigi taring terdapat gigi geraham yang mempunyai fungsi menghaluskan makanan. Setiap gigi tersusun atas bagian-bagian sebagai berikut:
-     Puncak gigi atau mahkota gigi, yaitu bagian yang tampak dari luar.
-     Leher gigi, yaitu bagian gigi yang terlindung di dalam gusi dan merupakan batas antara mahkota dan akar gigi.
-     Akar gigi, yaitu bagian gigi yang tertanam di dalam rahang.
Lapisan-lapisan gigi terdiri dari email, tulang gigi, semen gigi, dan rongga gigi.
-     Email
Email merupakan lapisan yang keras pada puncak gigi. Email berfungsi melindungi tulang gigi. Jika email rusak, maka gigi akan rusak pula.
-     Tulang gigi
Di lapisan berikutnya terdapat tulang gigi yang terbuat dari dentin. Dentin berupa jaringan berwarna kekuningan.
-     Semen gigi
Di lapisan luar akar gigi terdapat semen gigi atau sementum.
-     Rongga gigi
Di bagian dalam gigi terdapat rongga gigiatau pulpa. Rongga gigi berisi saraf dan pembuluh darah. Lubang yang dalam pada gigi dapat mencapai rongga gigi dan mengenai saraf sehingga menimbulkan nyeri.
b.  Lidah
Lidah berguna untuk membantu mengatur letak makanan di dalam mulut mendorong makanan masuk ke kerongkongan. Selain itu lidah lidah juga berfungsi untuk mengecap atau merasakan makanan. Pada lidah terdapat daerah-daerah yang lebih peka terhadap rasa-rasa tertentu, seperti asin, masam, manis, dan pahit.
c.  Kelenjar ludah
Ludah dihasilkan oleh 3 pasang kelenjar ludah. Kelenjar ludah tersebut adalah kelenjar ludah parotis, kelenjar ludah rahang bawah, kelenjar ludah bawah lidah. Ludah yang dihasilkan dialirkan melalui saluran ludah yang bermuara ke dalam rongga mulut. Ludah mengandung air, lendir, garam, dan enzim ptialin.enzim ptialin berfungsi mengubah amilum menjadi gula, yaitu maltosa dan glukosa.

B.  Esofagus (Kerongkongan)
Merupakan saluran yang menghubungkan antara rongga mulut dengan lambung. Pada ujung saluran esophagus setelah mulut terdapat daerah yang disebut faring. Pada faring terdapat klep, yaitu epiglotis yang mengatur makanan agar tidak masuk ke trakea (tenggorokan). Fungsi esophagus adalah menyalurkan makanan ke lambung. Agar makanan dapat berjalan sepanjang esophagus, terdapat gerakan peristaltik sehingga makanan dapat berjalan menuju lambung.

C.  Gaster (Lambung)
Lambung merupakan suatu kantong yang terletak di dalam rongga perut sebelah kiri di bawah sekat rongga badan. Lambung dapat dibagi menjadi 3 daerah yaitu daerah kardia, fundus, dan pilorus.
-     Kardia adalah bagian atas, daerah pintu masuk makanan dari kerongkongan.
-     Fundus adalah bagian tengah, bentuknya membulat.
-     Pilorus adalah bagian bawah, daerah yang berhubungan dengan usus 12 jari.
Lambung mempunyai dua otot lingkar, yaitu otot lingkar cardia dan otot lingkar pilorus. Otot lingkar kardia terletak di bagian atas dan berbatasan dengan bagian bawah kerongkongan. Fungsinya adalah untuk mencegah makanan dari lambung agar tidak kembali ke kerongkongan dan mulut. Otot lingkar pilorus hanya terbuka apabila makanan telah tercerna di lambung Di dalam lambung, makanan dicerna secara kimiawi. Dinding lambung berkontraksi, menyebabkan gerak peristaltik. Gerak peristaltik dinding lambung mengakibatkan makanan di dalam lambung teraduk-aduk. Di bagian dinding lambung sebelah dalam terdepat kelenjar yang menghasilkan getah lambung.. getah lambung mengandung asam lambung, serta enzim-enzim lain. Asam lambung berfungsi sebagai pembunuh mikroorganisme dan mengantifkan enzim pepsinogen menjadi pepsin. Pepsin merupakan enzim yang dapat mengubah protein menjadi molekul yang lebih kecil.

D.  Usus Halus ( intestinum tenue )
Usus halus merupakan saluran pencernaan terpanjang yang terdiri dari 3 bagian yaitu usus dua belas jari, usus kosong, dan usus penyerapan.
a.       Usus Dua Belas Jari (Duodenum)
Bagian usus ini disebut usus dua belas jari karena panjangnya sekitar 12 jari berjajar parallel. Di dalam dindin usus dua belas jari terdapat muara saluran bersama dari kantong empedu berisi empedu yang dihasilkan oleh hati. Berguna untuk mengemulsikan lemak. Empedu berwarna kehijauan dan berasa pahit. Pankreas terletak di bawah lambung dan menghasilkan getah pankreas. Getah pankreas mengandung enzim amilase, tripsinogen, dan lipase. Amilase mengubah zat tepung menjadi gula. Tripsinogen merupakan enzim yang belum aktifnamun dapat diaktifkan terlebih dahulu oleh enzim enterokinase yang dihasilkan oleh usus halus. Enzim enterokinase mengubah tripsinogen menjadi tirpsin yang aktif. Tripsin mengubah protein menjadi peptide dan asam amino. Lipase mengubah lemak menjadi asam lemak dan gliserol. Zat-zat hasil pencernaan tersebut mudah terserap oleh dinding usus melalui proses difusi dan osmosis. Zat-zat yang belum teruraikan dapat memasuki membran sel usus melalui transport aktif.
b.      Usus Kosong (Jejunum)
Panjang usus kosong antara 1,5 sampai 1,75 m. di dalam usus ini makanan mengalami pencernaan secara kimiawi oleh enzim yang dihasilkan dinding usus. Usus kosong menghasilkan getah usus yang mengandung lendir dan bermacam-macam enzim. Enzim-enzim tersebut tersebut dapat memecah molekul makanan menjadi lebih sederhana. Di dalam usus ini makanan menjadi bubur yang lumat dan encer.
c.       Usus Penyerapan (Ileum)
Usus penyerapan panjangnya antara 0,75 sampai 3,5 m. di dalam usus ini terjadi penyerapan sari-sari makanan. Permukaan dinding ileum dipenuhi oleh jonjot usus atau vili. Jonjot usus menyebabkan permukaan permukaan ileum menjadi luas sehingga proses penyerapan sari makanan dapat berjalan baik. Penyerapan sari makanan oleh usus halus disebut absorpsi. Makanan yang mengalami pencernaan secara kimiawi adalh karbohidrat, protein, dan lemak. Hasil ahir pencernaan karbohidrat adalah glukosa, protein menjadi asam amino, dan lemak menjadi asam lemak dan gliserol. Vitamin dan mineral tidak mengalami proses pencernaan. Glukosa, asam amino, vitamin, dan mineral masuk ke dalam pembuluh darah kapiler yang ada dalam jonjot usus. Sari makanan dialirkan bersama makanan melalui pembuluh darah menuju kehati. Glukosa sebagian disimpan dalam hati dalam bentuk glikogen yang tidak larut dalam air. Sebagian sari makanan yang lain di edarkan ke seluruh sel tubuh melalui pembuluh darah. Asam lemak dan gliserol diangkut melalui pembuluh kil karena ukuran molekulnya cukup besar. Pembuluh kil adalah pembuluh limfa atau pembuluh getah bening yang ada di daerah usus. Selanjutnya pembuluh kil akan bergabung dengan pembuluh kil lainnya dan akhirnya bermuara pada pembuluh getah bening di bawah tulang selangka.
Pada usus halus hanya terjadi pencernaan secara kimiawi saja, dengan bantuan senyawa kimia yang dihasilkan oleh usus halus serta senyawa kimia dari kelenjar pankreas yang dilepaskan ke usus halus. Senyawa yang dihasilkan oleh usus halus adalah :
  • Disakaridase Menguraikan disakarida menjadi monosakarida
  • Erepsinogen Erepsin yang belum aktif yang akan diubah menjadi erepsin. Erepsin mengubah pepton menjadi asam amino.
  • Hormon Sekretin Merangsang kelenjar pancreas mengeluarkan senyawa kimia yang dihasilkan ke usus halus
  • Hormon CCK (Kolesistokinin) Merangsang hati untuk mengeluarkan cairan empedu ke dalam usus halus.

E.  Usus Besar (Kolon)
Usus besar atau kolon merupakan kelanjutan dari usus halus. Panjang usus besar lebih kurang satu meter. Batas antara usus halus dengan usus besar disebut sekum (usus buntu). Usus buntu memiliki tambahan usus yang disebut umbai cacing (apendiks). Fungsi utama usus besar adalah mengatur kadar air sisa makanan. Jika kadar air yang terkandung dalam sisa makanan berlebihan, maka air akan diserap oleh usus besar. Sebaliknya jika sisa makanan kekurangan air, akan diberi tambahan air.
Di dalam usus besar terdapat bakteri pembusuk Escherichia Coli yang membusukkan sisa makanan menjadi kotoran. Dengan demikian kotoran menjadi lunak dan mudah dikeluarkan. Bakteri ini pada umumnya tidak mengganggu kesehatan manusia. Bakteri tsb bahkan ada yang menghasilkan vitamin K dan asam amino tertentu yang berguna bagi manusia.

PROSES PENCERNAAN MAKANAN
Mulut adalah permulaan dari saluran pencernaan, dan kenyataannya, pencernaan mulai disini sebelum kita melakukan gigitan pertama dari makanan. Bau dari makanan memicu kelenjar air liur dalam mulut mengeluarkan air liur, menyebabkan mulut berair. Ketika benar-benar merasaka makanannya, air liur bertambah.
Sekali mulai mengunyah dan menghancurkan makanan kedalam potongan-potongan cukup kecil untuk dicerna, mekanisme-mekanisme lain datang memainkan peran mereka. Lebih banyak air liur diproduksi untuk memulai proses penguraian makanan kedalam bentuk yang dapat diserap dan digunakan oleh tubuh.
Faring adalah bagian dari saluran pencernaan yang menerima makanan dari mulut. Bercabang dari faring adalah kerongkongan (esofagus), yang membawa makanan ke lambung, dan trachea atau pipa angin (windpipe), yang membawa udara ke paru-paru.
Tindakan menelan terjadi pada faring sebagian sebagai suatu refleks dan sebagian dibawah kontrol secara sukarela. Lidah dan langit-langit mulut yang halus mendorong makanan kedalam faring, yang menutup trachea. Makanan kemudian masuk ke kerongkongan (esofagus).
Kerongkongan adalah suatu saluran yang berotot yang memanjang dari faring dan dibelakang trachea ke lambung. Makanan didorong melalui kerongkongan dan kedalam lambung dengan bantuan dari suatu rangkaian dari kontraksi-kontraksi yang disebut peristalsis.
Tepat sebelum pembukaan dari lambung adalah suatu otot penting yang berbentuk cincin yang disebut lower esophageal sphincter (LES). Sphincter membuka untuk membiarkan makanan lewat kedalam lambung dan menutup untuk mempertahankan ia disana. Jika LES tidak bekerja dengan baik, bisa menderita suatu kondisi yang disebut GERD, yang menyebabkan rasa uluhati terbakar (heartburn) dan regurgitation (perasaan makanan kembali keatas).
Lambung adalah suatu organ seperti kantong dengan dinding-dinding yang berotot kuat. Sebagai tambahan untuk memegang makanan, ia melayani sebagai pencampur (mixer) dan penggiling (grinder) makanan. Lambung mengeluarkan asam dan enzim-enzim yang kuat yang meneruskan proses penguraian makanan dan merubahnya ke suatu cairan atau pasta yang konsistensi. Dari sana, makanan bergerak ke usus kecil. Diantara makanan-makanan sisa-sisa yang tidak dapat dicairkan dilepaskan dari lambung dan diantar melalui sisa usus untuk dieliminasikan.
Terbuat dari tiga segmen, usus dua belas jari (duodenum), jejunum dan ileum. Usus kecil juga mengurai makanan menggunakan enzim-enzim yang dilepaskan oleh pankreas dan empedu dari hati. Peristalsis juga bekerja pada organ ini, menggerakkan makanan terus dan mencampurnya dengan pengeluaran-pengeluaran pencernaan dari pankreas dan hati, termasuk empedu. Duodenum sebagian besar bertanggung jawab untuk proses penguraian secara terus menerus, dengan jejunum dan ileum terutama bertaggung jawab untuk penyerapan nutrisi-nutrisi kedalam aliran darah.
Suatu nama yang lebih teknis untuk bagian proses ini adalah "motility" karena ia melibatkan menggerakkan atau mengosongkan partikel-partikel makanan dari satu bagian ke bagian berikutnya. Proses ini adalah sangat tergantung pada aktivitas dari suatu jaringan yang besar dari syaraf-syaraf, hormon-hormon dan otot-otot. Persoalan-persoalan apa saja dengan komponen-komponen ini dapat menyebabkan suatu kondisi-kondisi yang beragam.
Ketika didalam usus kecil nutrisi-nutrisi dari makanan diserap melalui dinding-dinding usus kedalam aliran darah. Apa yang tersisa (limbah) bergerak kedalam usus besar.
Segala sesuatu diatas usus besar disebut saluran pencernaan bagian atas (upper Gastrointestinal tract). Segala sesuatu dibawahnya adalah saluran pencernaan bagian bawah (lower Gastrointestinal tract)



BAB III
KESIMPULAN

Pencernaan adalah proses yang kompleks yang merubah makanan yang anda makan kedalam energi yang anda butuhkan untuk kelangsungan hidup. Proses pencernaan juga melibatkan menciptakan limbah yang dieliminasikan.
Saluran pencernaan adalah suatu saluran panjang yang berliku-liku yang mulai dari mulut dan berakhir pada dubur (anus). Ia terbuat dari satu rangkaian otot-otot yang mengkoordinasikan gerakan dari makanan dan sel-sel lain yang memproduksi enzim-enzim dan hormon-hormon untuk membantu mengurai makanan. Sepanjang jalan ada tiga organ-organ lain yang diperlukan untuk pencernaan: hati, kantong empedu dan pankreas.


 
Referensi

id.wikipedia.org/wiki/Faring
id.wikipedia.org/wiki/Gigi
www.membuatblog.web.id/.../sistem-pencernaan-manusia.html
www.totalkesehatananda.com/digestion1.html

mamalia-makalah



MAKALAH
TAKSONOMI HEWAN II

“KELAS MAMALIA”


 






Oleh:
Muaz Haris
090202008

Dosen: Nofripa Herlina, S.Si

JURUSAN BIOLOGI
FAKULTAS MATEMATIKA ILMU PENGETAHUAN ALAM
DAN KESEHATAN
UNIVERSITAS MUHAMMADIYAH RIAU
PEKANBARU
2011



BAB I
PENDAHULUAN

            Kepunahan dinosaurus dan fragmentasi benua yang terjadi di akhir zaman Mesozoikum membentuk banyak zona adaptif, dan mamalia mengalami suatu radiasi adaptif yang sangat luas. Terdapat sekitar 4500 spesies mamalia di Bumi saat ini. Sebagai anggoita mamalia, kita secara alamiah tentu memiliki minat khusus pada kelas vertebrata ini.
            Mamalia berkembang dari leluhur reptilia lebih awal dari burung. Fosil tertua yang diyakini merupakan mamalia berumur 220 jutaan tahun, kembali kemasa trias. Leluhur mamalia merupakan salah satu di antara hewan terapsida, yang merupakan bagian dari cabang sinapsida dari filogeni reptilia. Terapsida menghilang saat dinosaurus melimpah, tetapi mamalia yang berasal dari terapsida hidup berdampingan dengan dinosaurus selama zaman Mesozoikum berukuran sangat kecil, kurang lebih sebesar shrew dan sebagian besar mungkin merupakan pemakan serangga. Beragam bukti, seperti ukuran lubang mata, menyiratkan bahwa mamalia kecil ini adalah hewan nokturnal.
            Saat zaman Senozoikum datang setelah kepunahan massal dimassa Krateseus, mamalia sedang melakukan radiasi adaptif besar-besaran. Keaneka ragaman itu diwakili oleh tiga kelompok utama yaitu; monotrema, Marsupial, dan mamalia eutheria.




BAB II
TINJAUAN PUSTAKA

Vertebrata anggota Kelas Mamalia memiliki rambut, suatu karakteristik penentu seperti bulu terbang pada burung. Rambut, seperti bulu, terbuat dari keratin, namun para ahli zoologi masih belum pasti mengenai asal mula evolusi rambut. Sebagian besar mamalia memiliki metabolisme yang aktif dan merupakan endoterm. Sistem pernapasan dan peredaran darah yang efisien mendukung laju metabolisme yang tinggi (Campbell; 2003)
Mamalia merupakan kelompok hewan yang paling tinggi tingkatannya dalam klasifikasi, karena mempunyai perlatan dan sistem yang elbih sempurna dari hewan lainnya. Badan ditutupi oleh rambut, ada juga sisik, kulit yang menagndung kelenjar seperti kelenjar keringat dan kelenjar mammae. Tubuh mempunyai 2 pasang anggoita gerak, yaitu anggota gerak depan yang pada sebagian hewan berfungsi sebagai tangan dan anggota gerak belakang untuk memanjat, untuk berenang dan lari. Ada yang mempunyai ekor yang bisa digerakkan dan ada pula yang tidak, bernafas dengan paru-paru, mempunyai vesica urinaria, 12 pasang saraf pusat, bersifat homoithermis, pembuahan secara internal dan melahirkan anak yang disusukan oleh induknya sampai waktu tertentu. (Nofripa; 2003)




BAB III
PEMBAHASAN

A.     Karakteristik Mamalia    
Binatang menyusui atau mamalia adalah kelas hewan vertebrata yang terutama dicirikan oleh adanya kelenjar susu, yang pada betina menghasilkan susu sebagai sumber makanan anaknya; adanya rambut; dan tubuh yang endoterm atau "berdarah panas.
Kelenjar mammae yang menghasilkan susu adalah ciri yang membedakan mamalia seperti halnya juga rambut. Semua induk mamalia memberikan makan anaknya dengan susu, makanan seimbang yang kaya akan lemak, gula, protein, mineral, dan vitamin.
Sebagian besar mamalia dilahirkan dan bukan ditetaskan. Fertilisasi terjadi secara internal, dan embrio berkembang di dalam uterus dari saluran reproduksi betina. Pada mamalia eutherria (berplasenta) dan marsupial, lapisan uterus induk dan mambran ekstraembrionik yang berasal dari embrio bersama-sama membentuk plasenta, tempat nutrien berdifusi masuk ke dalam darah embrio. Mamalia euthria umumnya disebut sebagai mamalia berplasenta karena plasentanya paling kompleks dan memperlihatkan hubungan yang lebih intim dan berlangsung lebih lama antara induk dan anak yang sedang berkembang.
Mamalia umumnya memiliki otak yang lebih besar dibandingkan dengan vertebrata lain dengan vertebrata lain dengan vertebrata lain dengan ukuran tubuh yang sama, dan banyak spesiesnya mampu belajar. Durasi pengasuhan anak oleh orang tua yang relatif lama memperpanjang waktu bagi anak untuk mempelajari kemampuan dan keterampilan penting untuk kelangsungan hidup dengan mengamati orang tuanya.
Diferensiasi geligi merupakan ciri penting mamalia lainnya. Sementara geligi reptilia umumnya berbentuk kerucut dan berukuran seragam, geligi mamalia memilki berbagai ukuran dan bentuk yang diadaptasikan untuk mengunyah berbagai jenis makanan. Geligi manusia, misalnya meliputi geligi termodifikasi untuk memotong (gigi seri dan gigi taring) dan untuk melumatkan dan menggerus (gigi geraham depan dan gigi geraham belakang). Rahang juga telah mengalami pemodelan ulang selama evolusi mamalia dari reptilia, dan dua tulang rahang telah digabungkan dengan telinga bagian dalam  mamalia.

B.      Klasifikasi Mamalia
Mamalia memiliki 14 ordo utama yang paling banyak ditemui, yaitu;
1.      Ordo Monotremata
Merupakan mamalia bertelur yang masih hidup hingga saat ini. Telur hewan monotrema, yang struktur dan perkembangannya mirip dengan telur reptilia, mengandung cukup kuning telur untuk memberi makan embrio yang sedang berkembang. Hewan monotrema memiliki rambut dan menghasilkan susu. Setelah menetas anak yang baru keluar itu menyedot susu dari bulu induknya, yang tidak memiliki punting susu. Contoh monotremata adalah platipus dan echidna.
2.      Ordo Marsupilia
Marsupial merupakan infraclass mamalia, ditandai dengan melahirkan relatif berkembang muda. Dekat dengan 70% dari 334 spesies yang masih ada terjadi di Australia, New Guinea, dan pulau-pulau terdekat, dengan sisa 100 yang ditemukan di Amerika, terutama di Amerika Selatan, namun tiga belas dengan di Amerika Tengah, dan satu di Amerika Utara.
Opossum, kangguru, bandicoot, dan koala adalah  contoh hewan marsupilial. Seekor marsupilial dilahirkan saat tahap perkembangan embrioniknya ketika sedang menyusu. Pada sebagian besar spesies, anak yang masih menyusu itu tinggal di dalam sebuah kantung induk yang disebut marsupium.
3.      Ordo Artidoctyla
Memiliki kuku dengan jumlah jari kaki yang genap pada masing-masing kaki. Ordo ini merupakan pemakan tumbuhan (herbivor). Contohnya adalah domba, babi, sapi, rusa, dan jerapah.

4.      Ordo Carnivora
Karnivora atau maging adalah hewan yang makanannya kebanyakan adalah daging, baik yang dimakan hidup-hidup atau berasal dari daging hewan yang sudah mati. Memiliki gigi yang tajam, runcing dan geraham untuk merobek. Contohnya anjing, serigala, beruang, kucing, berang-berang, anjing laut, beruang laut, dan beruang laut.
5.      Ordo Cetacea
Hidup di laut dengan beban berbentuk ikan, kaki depannya mirip duyung dan tidak ada tungkai belakang, lapisan tebal lemak sebagai insulasi. Paus atau lodan (khusus yang bergigi dan bukan berukuran kecil) adalah sekelompok mamalia yang hidup di lautan. Sebutan "paus" diberikan pada anggota bangsa Cetacea yang berukuran besar. Paus bukan tergolong dalam keluarga ikan. Paus mempunyai ciri-ciri sebagai berikut:
-        bernafas menggunakan paru-paru
-        mempunyai rambut (sedikit, kebanyakan ada di paus dewasa)
-        berdarah panas
-        mempunyai kelenjar susu
-        mempunyai jantung dengan empat ruang
6.      Ordo Chiroptera
Kelelawar adalah mamalia terbang dalam urutan Chiroptera. Tangan kelelawar berselaput dan dikembangkan sebagai sayap, membuat mereka satu-satunya mamalia alami sanggup terbang dan berkelanjutan. Memiliki lipatan kulit yang lebar yang meluas dari jari yang memanjang sanpai badan dan kaki.
7.      Ordo Edentata
Hewan ini memiliki geligi yang tereduksi atau tidak memiliki gigi sekali, hewan dalam ordo ini biasanya memiliki moncong dan lidah yang panjang dan memiliki zat pelekat di lidahnya yang berguna untuk menangkap semut di dalam lubang. Contohnya adalah armadilo, kukang, dan pemakan semut.

8.      Ordo Insectivora
Hewan ordo ini merupakan hewan pemakan serangga, contoh hewannya adalah tikus mondok berhidung bintang, shrew, dan landak.
9.      Ordo Lagomorpha
Memiliki gigi seri yang mirip pahat, kaki belakang lebih panjang dibandingkan dengan kaki depan dan diadaptasikan untuk berlasi dan melompat. Contohnya kelinci, pikas, dan terwelu.
10.  Ordo Perissodactyla
Memiliki kuku dengan jumlah jari kaki yang ganjil pada  masing-masing kaki, untuk badak memiliki kulit yang kasar dan keras. Memakan tumbuh-tumbuhan. Contohnya zebra, tapir, dan kuda.
11.  Ordo Primata
Hewan dalam ordo ini merupakan ordo yang kompleks. Ibu jari yang berhadapan, mata yang menghadap kedepan, korteks serebal yang berkembang dengan baik. Ordo ini memakan daging dan tumbuhan (omnivora). Hewan yang termasuk dalam ordo ini adalah Manusia, lemur, monyet, dan kera.
12.  Ordo Proboscidea
Memiliki badan yang panjang dan berotot, kulit longgar dan tebal. Gigi seri atasnya memanjang sebagai daging. Ordo ini merupakan mamalia terberat yang hidup di darat. Memilki hidung yang panjang yang disebut dengan belalai. Contohnya gajah.
13.  Ordo Rodentia
Memiliki gigi seri sepertri pahat yang tumbuh terus menerus. Merupakan hewan pengerat dan musuh bagi para petani. Contohnya adalah tupai, barang-barang, tikus, landak, dan mencit.
14.  Sirenia
Merupakan mamalia herbivora yang hidup di air, memiliki tungkai mirip sirip dan tidak ada kaki belakang, contohnya dugong.

BAB IV
KESIMPULAN

            Mamalia merupakan hewan menyusui dan melahirkan. Memiliki rambut. Ada yang hidup di air contohnya dugong dan paus sedangkan yang hidup di darat ada manusia, harimau, sapi, dan lain-lain. Primata merupakan mamalia yang paling maju dan kompleks.
            Mamalia memiliki 14 ordo utama yang tersebar di seluruh dunia, ada yang hidup di darat, air, bahkan udara contohnya kelelawar.



















DAFTAR PUSTAKA

Campbell, N. 2003. Biologi jilid 2. Jakarta: Erlangga
Herlina, N. 2011. Penuntun Praktikum Taksonomi Hewan II. Pekanbaru: UMRI
Iqbalali.com
www.wikipedia.com/mamalia
www.wikipedia.com/monotremata
www.wikipedia.com/marsupilia

Makalah Aves


MAKALAH
TAKSONOMI HEWAN II

“KELAS AVES”



logo umri.gif




Oleh:
Muaz Haris
090202008

Dosen: Nofripa Herlina, S. Si

JURUSAN BIOLOGI
FAKULTAS MATEMATIKA ILMU PENGETAHUAN ALAM
DAN KESEHATAN
UNIVERSITAS MUHAMMADIYAH RIAU
PEKANBARU
2011




BAB I
PENDAHULUAN

Tetrapoda adalah hewan vertebrata memiliki empat anggota badan. Amfibi, reptil, burung dan mamalia semua tetrapoda, bahkan ular dan reptil dan amfibi tanpa kaki lainnya adalah tetrapoda oleh keturunan. Yang paling awal tetrapoda berevolusi dari ikan lobus-bersirip di Devon  Mereka sekarang menjadi bagian yang dominan dari fauna terestrial, yang mewakili semua hewan darat yang dikenal lebih besar.. Beberapa kelompok bahkan kembali ke eksistensi air, termasuk hewan terbesar diketahui, ikan paus biru.
Tetrapoda digolongkan ke dalam empat kelas berdasarkan ciri-ciri anatomi dan fisiologis kotor. Perhatikan bahwa ular dan reptil tak berkaki lainnya dianggap tetrapoda karena mereka adalah keturunan dari nenek moyang yang memiliki lengkap anggota tubuh. pertimbangan serupa berlaku untuk caecilian dan mamalia air:
·           Kelas Amphibia (Amfibi)
·           Kelas Reptilia (Reptil)
·           Kelas Aves (Birds)
·           Kelas Mamalia (Mamalia)







BAB II
TINJAUAN PUSTAKA

           
            Aves bervolusi selama radiasi reptilia yang sangat hebat pada zaman mesozoikum. Telur amniotik dan sisik pada kaki hanyalah dua diantara semua ciri khas reptilia yang kita temukan pada burung. Akan tetapi burung modern tampak sangat berbeda dari reptilia modern tampak sangat berbeda dari reptilia modern karena memiliki bulu dan perkakas terbang lainnya yang khas. (campbell; 2003)
            Bangsa aves dapat dibedakan berdasarkan ukuran tubuh, perkembangan sayap, kokoh tidaknya kaki, jumlah jari pada masing-masing kaki, bentuk kuku atau cakar, bentuk paruh, warna tubuh dan ciri-ciri lainnya yang lebih menonjol. Kelompok yang mempunyai tubuh yang lebih besar biasanya mempunyai kaki yang kokoh dan sayap yang tidak bisa terbang jauh. Kelompok kedua mempunyai ukuran tubuh yang lebih kecil, sayap berkembang dengan baik dan mempunyai kaki yang lemah. Kelompok ini digolongkan kepada burung terbang karena dapat terbang jauh. (Nofripa; 2011)










BAB III
PEMBAHASAN

Aves merupakan kelas tersendiri dalam kingdom animalia, aves atau burung memiliki ciri umum yaitu berbulu dan kebanyakan diantara mereka bisa terbang. Kelas aves adalah satu-satunya kelompok hewan yang memiliki bulu. Hal ini merupakan keunikan tersendiri dari kelompok hewan tersebut. Berikut adalah uraian singkat tentang kelas aves;
A.     Ciri Morfologi Aves
a)      Struktur Bulu
Bulu adalah ciri khas kelas aves yang tidak dimiliki oleh vertebrata lain. Hampir seluruh tubuh aves ditutupi oleh bulu, yang secara filogenetik berasal dari epidermal tubuh, yang pada reptile serupa dengan sisik. Secara embriologis bulu aves bermula dari papil dermal yang selanjutnya mencuat menutupi epidermis. Dasar bulu itu melekuk ke dalam pada tepinya sehingga terbentuk folikulus yang merupakan lubang bulu pada kulit. Selaput epidermis sebelah luar dari kuncup bulu menanduk dan membentuk bungkus yang halus, sedang epidermis membentuk lapisan penyusun rusuk bulu.Sentral kuncup bulu mempunyai bagian epidermis yang lunak dan mengandung pembuluh darah sebagai pembawa zat-zat makanan dan proses pengeringan pada perkembangan selanjutnya (Jasin, 1984).
Berdasarkan susunan anatomis bulu dibagi menjadi:
·         Filoplumae, Bulu-bulu kecil mirip rambut tersebar di seluruh tubuh. Ujungnya bercabang-cabang pendek dan halus. Jika diamati dengan seksama akan tampak terdiri dari shaft yang ramping dan beberapa barbulae di puncak.
·         Plumulae, Berbentuk berbentuk hampir sama dengan filoplumae dengan perbedaan detail.
·         Plumae, Bulu yang sempurna.
·         Barbae
·         Barbulae, Ujung dan sisi bawah tiap barbulae memiliki filamen kecil disebut barbicels yang berfungsi membantu menahan barbula yang saling bersambungan.
Susunan plumae terdiri dari :
·         Shaft (tangkai), yaitu poros utama bulu.
·         Calamus, yaitu tangkai pangkal bulu.
·         Rachis, yaitu lanjutan calamus yang merupakan sumbu bulu yang tidak berongga di dalamnya. Rachis dipenuhi sumsum dan memiliki jaringan.
·         Vexillum, yaitu bendera yang tersusun atas barbae yang merupakan cabang-cabang lateral dari rachis.
·         Lubang pada pangkal calamus disebut umbilicus inferior, sedangkan lubang pada ujung calamus disebut umbilicus superior. Bulu burung pada saat menetas disebut neossoptile, sedangkan setelah dewasa disebut teleoptile.
Menurut letaknya, bulu aves dibedakan menjadi:
·         Tectrices, bulu yang menutupi badan.
·         Rectrices, bulu yang berada pada pangkal ekor, vexilumnya simetris dan berfungsi sebagai kemudi.
·         Remiges, bulu pada sayap yang dibagi lagi menjadi:
o   remiges primarie yang melekatnya secara digital pada digiti dan secara metacarpal pada metacarpalia.
o   Remiges secundarien yang melekatnya secara cubital pada radial ulna.
o   Remiges tertier yang terletak paling dalam nampak sebagai kelanjutan sekunder daerah siku.
o   Parapterum, bulu yang menutupi daerah bahu.
o   Ala spuria, bulu kecil yang menempel pada ibu jari (Jasin, 1984).
Pada burung heron terdapat bentukan bulu yang khusus yang disebut sebagai bulu powder/ bulu bubuk. Bulu ini hampir sama dengan bulu pada umumnya tetapi barbulaenya terpisah menjadi bubuk halus seperti bedak. Fungsi bulu ini belum jelas, tetapi pada saat burung melumasi bulu dengan cara menjilatinya, bulu bubuk membantu mengisolasi panas tubuh dan membantu menghangatkan telur saat pengeraman.
b)     Warna Bulu
Warna bulu dihasilkan oleh butir pigmen, dengan difraksi dan refleksi cahaya oleh struktur bulu atau oleh pigmen dan struktur bulu. Pigmen pokok yang menimbulkan warna pada bulu adalah melanin dan karotenoid. Karotenoid sering disebut dengan lipokrom yang tidak larut dalam air tetapi larut dalam metanol, eter atau karbon disulfida. Karotenoid terbagi menjadi 2, yaitu zooeritrin (animal red) dan zoosantin (animal yellow). Pigmen melanin terklarut dalam asam. Butir-butir eumelanin beraneka macam yaitu dari hitam sampai coklat gelap. Feomelanin yaitu hampir tanpa warna hingga coklat kemerahan.
Butir-butir melanin bulat di dekat ujung bulu luar memberikan efek ring Newton dan menyebabkan perubahan warna-warni bulu. Warna hijau, biru dan violet tidak dihasilkan oleh pigmen tetapi tergantung dari struktur bulu. Contohnya burung bluebird yang bulunya berwarna biru tetapi tidak mengandung pigmen warna biru. Warna ini ditimbulkan oleh pigmen kuning yang menyerap semua spektrum sinar kemudian dipantulkan kembali. Burung tropis pemakan pisang memiliki pigmen tembaga berupa turacoverdin yang mampu menghasilkan warna merah gelap dihasilkan oleh turacin (Sukiya 2003). Salah satu spesies burung pemakan pisang ini adalah Tauraco corythaix, mempunyai kuning telur berwarna merah terang yang ditimbulkan oleh karotenoid dan 60% dari pigmen merah yang disebut astasantin.
Meski warna bulu burung adalah genetis, namun dapat berubah akibat faktor internal maupun eksternal. Burung yang dikurung dalam waktu lama juga dapat berubah warna bulunya. Hal ini dapat disebabkan karena makanannya. Faktor internal yang mempengaruhi warna bulu adalah hormon. Spesies burung terdapat dimorfisme warna dalam seksual. Pengaturan hormon estrogen banyak berperan pada burung jantan, yaitu sebelum hingga awal pergantian bulu. Sedangkan pada burung betina kemungkinan diinduksi oleh bulu burung jantan dengan pengaturan testosteron.
Faktor eksternal yang dapat mempengaruhi perubahan warna adalah oksidasi dan gesekan/abrasi. Warna yang ditimbulkan karoten dapat memudar karena sinar matahari.

c)      Aransemen Bulu
Bulu-bulu burung sebenarnya tidak merata, tetapi dirancang pada bidang-bidang terbatas yang disebut pterilae dan ada bidang kecil yang tidak ditumbuhi bulu disebut apterile. Pengecualian pada penguin dan burung kiwi yang bulunya menutupi hampir sebagian besar tubuhnya. Bulu burung dapat dinamai sesuai dengan bidangnya berada, yaitu:
·         capital tract yaitu bulu yang menutup bagian atas, samping dan belakang kepala dan terus ke pterilae berikutnya.
·         Spinal tract, bulu yang memanjang dari atas leher ke punggung terus ke dasar ekor dan bisa berlanjut atau terpisah ditengah.
·         Ventral tract, berawal diantara cabang rahang bawah dan memanjang turun ke sisi ventral leher. Biasanya bercabang menjadi dua bidang lateral melewati sepanjang sisi tubuh dan berakhir disekitar anus. Bagian apterilae dadabawah dan perut beberapa burung, kaya pembuluh darah selama bersarang dan merupakan daerah mengeram (brood patch). Pada saat mengeram bulu pada brood patch akan rontok dan kulitnya tipis.
·         Humeral tract yaitu sepasang pterilae yang sejajar seperti pita sempit yang meluas ke belakang pada sisi pundak.
·         Caudal tract termasuk retrices, bulu pada ekor, biasanya panjang dan kuat.
·         Alar tract termasuk berbagai pterilae yang terletak pada sayap. Thumb merupakan sisa jari kedua. Sedangkan bulu yang menutupi permukaan atas dan bawah sayap disebut dngan covert dan bulu pada aksial sayap disebut aksillaria.
·         Femoral tract, bulu yang meluas sepanjang permukaan luar paha dekat sendi lutut ke tubuh.
·         Crural tract, bulu yang menyususn sisa bidang bulu lainnya pada kaki (Sukiya, 2003).
d)     Pergantian Bulu
Bulu burung terbentuk dari struktur tak hidup sehingga mudah kusut akibat oksidasi dan gesekan. Bulu-bulu yang telah lama akan lepas secara periodik dan digantikan oleh bulu yang baru. Pelepasan dan pergantian bulu ini disebut dengan molting. Pergantian bulu terjadi pada waktu tertentu dalam satu tahun dan diselesaikan dalam satu periode (selama beberapa minggu).
Umumnya burung mengalami pergantian bulu sekali dalam satu tahun, tetapi burung kolibri betina mengalami pergantian bulu sekali dalam dua tahun.Pergantian bulu biasanya terjadi sebelum atau sesudah perkembangbiakan. Namun ada juga yang mengalami pergantian bulu parsial oleh sebab tertentu. Pergantian bulu burung dipengaruhi oleh banyak faktor, antara lain faktor fisiologis yaitu adanya hormon tiroksin.
Sempurnanya bulu setiap spesies burung sejak menetas sampai dewasa berbeda-beda. Ada beberapa spesies burung yang pada saat menetas telanjang /tidak memiliki bulu. Bulu pada saat menetas disebut dengan natal plumage. Sebagian besar spesies burung memiliki jumlah bulu bervariasi pada saat menetas, hanya beberapa deret bulu pada spesies altrical (misalnya merpati) atau seluruh tubuh tertutup bulu pada burung precocial muda (misal ayam). Bulu saat menetas akan rontok dan diganti yang baru, sebagai berikut:
·         Juvenal plumage (bulu anak burung), lebih substansial dari natal plumage. Pada burung passerine hanya bertahan beberapa minggu lalu rontok dan diganti bulu first winter plumage.
·         First winter plumage (bulu ketika berusia satu tahun), diperoleh pada akhir musim panas atau musim gugur dan bertahan selama 12 bulan, tergantung dari spesiesnya.
·         First nuptial plumage (bulu kawin pertama), bulu perkembangbiakan pertama yang akan rontok sebagai akibat pergantian bulu setelah masa kawin pertama.
·         Second winter plumage (bulu tahun kedua), dapat dibedakan dengan bulu dewasa pada musim dingin kecuali spesies yang memperoleh bulu dewasa pada tahun pertama atau lebih dari dua tahun. Bulu ini akan diganti oleh bulu masa kawin kedua pada musim semi berikutnya.
Warna bulu burung jantan dan betina dari sejumlah spesies adalah identik tetapi masih dapat dibedakan karena secara mayoritas warna bulu burung jantan lebih cerah terutama bulu masa kawin. Namun pada pejantan itik tertentu, setelah musim bersarang, hasil pergantian bulu setelah kawin, warna bulunya menjadi pudar abu-abu kemerahan dan bulu sayapnya lepas sehingga untuk sementara tidak dapat terbang. Oleh karenanya, itik jantan ketika masa ini menjadi tidak menarik.

B.      Adaptasi Aves
Burung memiliki bentuk kaki yang berbeda-beda disesuaikan dengan tempat hidupnya dan jenis mangsa yang dimakannya. Berdasarkan lingkungan dan jenis makanan yang dimakannya, bentuk kaki burung dikelompokkan menjadi lima, yaitu;
1.      Pejalan kaki, memiliki tiga jari menghadap ke depan dan satu jari bagian belakang tidak tumbuh sempurna. Contohnya ayam dan unta.
2.      Perenang, jari kaki berselaput. Contohnya itik dan angsa.
3.      Pemangsa, jari kaki pendek, kuku melengkung tajam, dan cakar kuat untuk mencengkram. Contohnya burung elang dan rajawali.
4.      Pemanjat, jari terdiri atas empat, dengan dua jari berada di depan dan dua jari lainnya berada di belakang. Contohnya burung pelatuk.
5.      Petengger, jari kaki panjang dan telapak kakinya datar untuk bertengger di ranting-ranting pohon. Contohnya kutilang dan kenari.









Bentuk paruh burung juga beraneka ragam. Keanekaragaman bentuk paruh burung sesuai dengan jenis makanannya. Diantaranya;
1.      Paruh seperti sudu dan pangkal bergerigi berguna untuk menyaring makanan dari air dan lumpur yang berguna untuk memakan ikan dan cacing, contohnya itik.
2.      Paruh tajam, kuat, runcing, dan agak membengkok untuk mengoyak makanan yang berupa daging untuk memakan ayam, kelinci, dll. Contohnya elang.
3.      Paruh pendek, tebal, dan runcing untuk memcah biji-bijian, seperti padi. Contohnya pipit.
4.      Paruh runcing agak panjang untuk memahat kayu pohon dan menangkap serangga di dalamnya, contohnya pelatuk.
5.      Paruh panjang dan berkantong besar pada bagian bawah untuk menyimpan ikan, contohnya pelikan.
6.      Paruh pendek, tebal, dan runcing untuk memakan biji-bijian dan cacing, contohnya paruh ayam.
C.      Contoh-Contoh Aves
a.      Ayam







Ayam peliharaan (Gallus gallus domesticus) adalah unggas yang biasa dipelihara orang untuk dimanfaatkan untuk keperluan hidup pemeliharanya. Ayam peliharaan (selanjutnya disingkat "ayam" saja) merupakan keturunan langsung dari salah satu subspesies ayam hutan yang dikenal sebagai ayam hutan merah (Gallus gallus) atau ayam bangkiwa (bankiva fowl). Kawin silang antarras ayam telah menghasilkan ratusan galur unggul atau galur murni dengan bermacam-macam fungsi; yang paling umum adalah ayam potong (untuk dipotong) dan ayam petelur (untuk diambil telurnya). Ayam biasa dapat pula dikawin silang dengan kerabat dekatnya, ayam hutan hijau, yang menghasilkan hibrida mandul yang jantannya dikenal sebagai ayam bekisar.

b.      Cenderawasih
Banyak jenis mempunyai ritual kawin yang rumit, dengan sistem kawin jenis-jenis Paradisaea adalah burung-burung jantan berkumpul untuk bersaing memperlihatkan keelokannya pada burung betina agar dapat kawin. Sementara jenis lain seperti jenis-jenis Cicinnurus dan Parotia memiliki tari perkawinan yang beraturan. Burung jantan pada jenis yang dimorfik seksual bersifat poligami. Banyak burung hibrida yang dideskripsikan sebagai jenis baru, dan beberapa spesies diragukan kevalidannya.

c.       Cica-daun besar








   Cica-daun besar adalah jenis burung pengicau dengan seluruh badan dominan dengan warna hijau. Burung ini memiliki nama ilmiah Chloropsis sonnerati dan termasuk ke dalam suku Chloropseidae; berkerabat dekat dengan burung cipoh (Aegithina spp.). Jenis-jenis cica-daun juga dikenal dengan sebutan umum Burung daun, dan diperdagangkan dengan nama Murai daun. Walaupun makanan utamanya adalah pisang, burung ini juga mengonsumsi serangga kecil dan kroto. Hobiis juga biasanya menambahkan "pur" (voer) sebagai tambahan makanan. Burung ini rentan terhadap panas dan perjalanan jauh.
d.      Penguin

Di seluruh dunia terdapat 17 hingga 19 spesies penguin, tergantung pada apakah dua spesies Eudyptula dihitung juga sebagai spesies. Walaupun seluruh jenis penguin awalnya berasal dari belahan bumi selatan, namun penguin tidak hanya ditemukan di daerah dingin atau di Antartika saja. Terdapat tiga spesies penguin yang hidup di daerah tropis. Salah satu spesies hidup di Kepulauan Galapagos (Penguin Galapagos) dan biasanya menyeberangi garis khatulistiwa untuk mencari makan.









BAB IV
KESIMPULAN

            Semua burung digolongkan dalam aves, anggota gerak depannya berubah menjadi sayap daqn bagian belakang berubah menjadi kaki yang mempunyai jari kuku sebagai cakar. Badan ditutupi oleh bulu dengan berbagai type tergantung letak dan fungsinya, sedangkan kakinya ditutupi oleh sisik dari zat tanduk. Pada bagian kepala terdapat paruh dari zat tanduk yang bentuknya disesuaikan dengan makanannya. Aves tidak mempunyai gigi, dan lehernya sangat fleksibel.






DAFTAR PUSTAKA
            Campbell, N. 2003. Biologi jilid 2. Jakarta: Erlangga
Herlina, N. 2011. Penuntun Praktikum Taksonomi Hewan II. Pekanbaru: UMRI
Iqbalali.com
www.wikipedia.com/burung
www.wikipedia.com/aves
www.wikipedia.com/ayam